25 September 2008

REHABILITATION OF CRITICAL LAND : Experience from Enrichment Planting on Bushes and Imperata land in Sialiali, South Tapanuli North Sumatra


By :
Aswandi dan Rusli MS Harahap
Forest Research Institute of Aek Nauli in North Sumatra.
Jl. Raya Parapat Km 10,5 Sibaganding Parapat Sumatara Utara. Email : andiasw@yahoo.com


Abstract

During 2003 – 2007 period, more than 40 species were planted on different land cover in Siali-ali South Tapanuli. Endemic and exotic-past-growing species were planted on imperata grassland, under canopy of past-growing plantation and enrichment planting on bushes and young secondary forest. Height and diameter measurement indicated that land cover types were influenced the plant growth. Exotic-past-growing species i.e. Acacia crassicarpa A. Cunn. ex Benth and Eucalyptus urophylla ST. Blake were grew well on open site i.e. imperata grassland and bushes, but endemic species i.e. Shorea platyclados V.Sl, and S. ovalis Bl have good performance in diameter and height growth on more closed-vegetation area i.e. young secondary forest. Dryobalanops aromatica Gearth plantation where their seedling originaly from Natal North Sumatra on bushland showed good performance in diemeter and height growth. Average of height trees at three years old plantation were 160 centimeters. Enrichment plantation with Shorea pinanga Scheff seedlings at 10 years old Acacia crassicarpa stand were indicated good adaptability this species under fast-growing species canopy which average of height were reached 80 centimeters in two years plantation. There were significant different between growth of Anisoptera costata Roxb. dan Shorea ovata Dyer at 10 years old plantation in secondary forest and bushes. Average of diameter and heigh S. ovata that planted under young secondary forest canopy were smaller (only 0.5 centimeters and 0.5 meters) as compared to their plantation in bushes (7.4 centimeters and 13.68 meters). More significant difference were showed by A. costata plantation. Average of diameter were 12.75 centimeters in bushes but only 0.62 centimeters under young forest canopy. Average of diameter and height A. costata were attainded 12.8 centimeters and 16.50 meters which planted on bushes.

Keywords: enrichment planting, indigenous species, exotic fast-growing species, secondary forest, imperata land, bushes


REHABILITASI LAHAN KRITIS :
Pengalaman Penanaman Pengkayaan pada Lahan Alang-alang dan Semak Belukar
di Siali-ali Tapanuli Selatan Sumatera Utara

Abstrak

Selama periode 2003 – 2007 telah dilakukan ujicoba penanaman pengkayaan pada berbagai tipe penutupan lahan di Siali-ali Tapanuli Selatan. Telah ditanam lebih dari 40 jenis tanaman dengan jumlah tanaman per jenis yang tidak seragam pada lahan alang-alang, di bawah tegakan hutan tanaman dan pengkayaan semak belukar dan hutan sekunder muda. Jenis yang ditanam berasal dari jenis endemik maupun eksotik. Hasil pengukuran pertumbuhan menunjukkan bahwa tipe penutupan lahan mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman. Jenis-jenis eksotik cepat tumbuh seperti Acacia crassicarpa A. Cunn. ex Benth dan Eucalyptus urophylla ST. Blake tumbuh lebih baik pada tapak yang relatif terbuka seperti padang alang-alang dan semak belukar muda, sebaliknya jenis endemik diantaranya Shorea platyclados V.Sl, dan S. ovalis Bl memiliki pertumbuhan yang lebih baik pada tapak yang relatif tertutup tegakan. Penanaman semai Dryobalanops aromatica Gearth yang berasal dari Natal Sumatera Utara pada areal terbuka seperti semak belukar menunjukkan pertumbuhan yang baik. Pada umur tiga tahun setelah tanam rata-rata tinggi tanaman mencapai 160 cm. Penanaman pengkayaan jenis Shorea pinanga Scheff. di bawah tegakan Acacia crassicarpa yang berumur 10 tahun menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dari jenis meranti tersebut. Pada umur dua tahun setelah tanam rata-rata tinggi tanaman mencapai 80 cm. Terdapat perbedaan pertumbuhan yang signifikan Anisoptera costata Roxb. dan Shorea ovata Dyer pada umur tanam 10 tahun yang ditanam pada hutan bekas tebangan dan semak belukar. Rata-rata diameter dan tinggi tanaman S. ovata di bawah naungan tegakan hutan muda lebih rendah yakni 0,5 cm dan 0,5 m dibandingkan pertumbuhan tanaman yang ditanam di semak belukar sebesar 7,4 cm dan 13,68 m. Respon yang lebih berbeda ditunjukkan oleh pertumbuhan diameter dan tinggi A. costata. Rata-rata diameter mencapai 12,75 cm pada semak belukar dibandingkan rata-rata 0,62 cm permudaan di bawah tegakan hutan sekunder muda. Rata-rata tinggi tanaman A. costata mencapai 16,50 m yang ditanam pada areal semak belukar.


Kata kunci : tanaman pengkayaan, jenis asli, jenis eksotik cepat tumbuh, hutan sekunder, alang-alang, semak belukar

Tidak ada komentar: